Monday, 23 December 2013

Suatu hari saat anak-anakku cukup
mengerti logika yang memotivasi orang
tua. Akan ku katakan kepada mereka
seperti yang dikatakan Ibuku:
Ibu cukup menyayangimu untuk bertanya
ke mana kamu pergi dan kapan kamu
pulang
Ibu cukup menyayangimu untuk diam dan
membiarkanmu mendapati bahwa sahabat
barumu adalah seorang bajingan
Ibu cukup menyayangimu untuk berdiri
selama 2 jam untukmu saat kamu
membersihkan kamarmu, yang seharusnya
hanya memakan waktu 15 menit
Ibu cukup menyayangimu untuk
membiarkanmu melihat kemarahan,
kekecewaan, dan air mata di mata ibu
Anak-anak harus belajar bahwa orang tua
mereka tidaklah sempurna

Ibu cukup menyayangimu untuk
membiarkanmu mengasumsikan tanggung
jawab untuk setiap tindakanmu bahkan
saat hukumannya sangat kejam yang
hampir menyakiti hati Ibu
Tapi dari semuanya, Ibu cukup
menyayangimu untuk berkata TIDAK saat
ibu tahu kamu akan membenci ibu untuk itu
Itu semua adalah pertarungan yang sulit,
Ibu senang memenangkannya karena pada
akhirnya kamu menang juga
Dan suatu hari saat anak-anakmu cukup
untuk mengerti logika yang memotivasi
orang tua, kau akan mengatakan pada
mereka
Apakah ibumu berharga?
Ibuku sangat berharga.
Kami memiliki ibu yang paling berharga di
dunia. Saat anak-anak lain sarapan dengan
permen, kami sarapan dengan sereal,
telur, dan roti panggang
Saat yang lainnya makan siang dengan
Coca Cola dan kentang goreng, kami
makan siang dengan makanan dari rumah
Dan kamu bisa menduga ibu kami
membuatkan makan malam yang berbeda
pula dari makan malam anak-anak yang
lain
Ibu memaksa tahu kemana kami selama ini,
kau akan berpikir kami dipenjara
Ibu harus tahu siapa teman-teman kami
sebenarnya dan apa saja yang kami
lakukan bersama mereka
Dia bersikeras bahwa jika kami mengatakan
kami akan pergi selama satu jam, kami akan
pergi selama satu jam atau kurang. Kami
malu untuk mengakuinya, tetapi dia memiliki
keberanian untuk melanggar Hukum
Pekerja Anak dengan membuat kami
bekerja.
Kami harus mencuci piring, membuat
ranjang, belajar memasak, membersihkan
lantai, mencuci baju, membuang sampah,
dan semua pekerjaan bengis
Ku pikir beliau akan berbohong bangung
malam untuk memikirkan apa lagi untuk
kami kerjakan.
Ibu selalu memaksa kepada kami untuk
berkata jujur, semua kejujuran, tidak ada
yang lain selain kejujuran
Dari waktu ke waktu kami beranjak remaja,
ibu bisa membaca pikiran kami dan ibu
seperti memiliki mata di belakang
kepalanya.
Lalu, dulu hidup sangat sukar.
Ibu tidak membiarkan teman-teman kami
hanya bersiul memanggil kami di gerbang
saat mereka menjemput. Mereka harus
masuk, sampai ke pintu sehingga Ibu bisa
menemui mereka.
Karena ibu kami, kami kehilangan banyak
pengalaman seperti anak-anak yang
lainnya.
Tidak ada dari kami yang pernah
tertangkap mengutil, merusak barang
orang lain, atau pernah ditahan polisi
Sekarang kami sudah pergi dari rumah,
kami dididik menjadi dewasa. Kami
melakukan yang kami bisa untuk menjadi
orang tua yang berarti seperti ibu dulu
Ku pikir, inilah yang terjadi pada dunia hari
ini.
Tidak hanya cukup ibu yang berharga.
Sampaikan kepada semua ibu (dan anak-
anak mereka) terbaik yang kamu kenal
(dan anak mereka).

0 comments :

Post a Comment